Cesc Fabregas Jaga Formasi Warisan Inzaghi

Cesc Fabregas Jaga Formasi Warisan Inzaghi, Inter Milan Siapkan Strategi Transfer Agresif
Inter Milan memasuki era baru di bawah kepemimpinan pelatih Cesc Fabregas, namun perubahan besar tidak akan langsung terjadi. Meski dikenal menggunakan skema empat bek saat menangani Como, Fabregas memilih untuk mempertahankan formasi 3-5-2 khas Simone Inzaghi di awal masa jabatannya bersama Nerazzurri IDNSCORE.
Keputusan ini dianggap strategis guna menjaga stabilitas tim di tengah transisi. Para pemain sudah terbiasa dengan sistem tersebut, dan Inter tidak ingin kehilangan momentum yang telah mereka bangun dalam beberapa musim terakhir.
Langkah Transfer Inter Milan Pasca Inzaghi Dimulai
Meski menjaga struktur formasi, perubahan komposisi pemain tetap dilakukan. Inter telah mengonfirmasi dua kedatangan awal di bursa transfer musim panas:
- Petar Sucic, gelandang muda berbakat asal Austria
- Luis Henrique, winger eksplosif asal Brasil
Kedua pemain ini diharapkan bisa memberikan dimensi baru dalam lini tengah dan sayap Inter, tanpa mengganggu keseimbangan taktik yang sudah ada.
Jonathan David dan Rasmus Højlund Jadi Prioritas Utama di Lini Serang
Kehilangan sosok berpengaruh seperti Edin Džeko dan kemungkinan hengkangnya Mehdi Taremi membuat lini depan Inter perlu diperkuat. Oleh karena itu, klub kini mengarahkan perhatian pada dua striker potensial:
- Jonathan David – penyerang andalan Lille dan timnas Kanada, terkenal dengan kecepatan dan insting gol tajamnya.
- Rasmus Højlund – bintang muda Denmark yang tampil cemerlang bersama Manchester United, menjadi target jangka panjang Inter sejak musim lalu.
Kedua nama ini menjadi bagian dari rencana penyegaran lini depan yang dipandang krusial untuk bersaing di level domestik dan Eropa.
Tiga Bek Baru Masuk Radar: De Winter, Beukema, Lucumí
Formasi 3-5-2 memerlukan rotasi dan kedalaman skuad di posisi bek tengah. Direktur olahraga Beppe Marotta sudah menyusun daftar target pertahanan, antara lain:
- Koni De Winter – bek muda Italia milik Juventus yang saat ini bersinar bersama Genoa.
- Sam Beukema – bek asal Belanda yang tampil solid di Bologna.
- Jhon Lucumí – bek Kolombia dengan kemampuan duel udara yang impresif.
Penambahan di sektor ini menjadi penting mengingat cedera berulang yang menimpa Alessandro Bastoni dan usia yang semakin menua pada pemain seperti Francesco Acerbi.
Masa Depan Frattesi dan Asllani Masih Tanda Tanya
Meskipun baru direkrut pada musim sebelumnya, Davide Frattesi dan Kristjan Asllani justru masuk dalam daftar pemain yang mungkin dilepas. Keduanya mengalami minimnya waktu bermain di era Inzaghi, dan masa depan mereka masih menjadi bahan evaluasi Fabregas.
Beberapa klub Serie A, termasuk Napoli dan Fiorentina, telah menunjukkan ketertarikan untuk mendatangkan Frattesi. Sedangkan Asllani dikabarkan masuk radar klub Bundesliga yang ingin memperkuat sektor gelandang bertahan.
Ange-Yoan Bonny Dipertimbangkan Gantikan Taremi
Jika Mehdi Taremi resmi hengkang, Inter sudah menyiapkan nama pengganti: Ange-Yoan Bonny, striker muda milik Parma. Pemain berusia 20 tahun ini mencuri perhatian lewat penampilan konsisten di Serie B dan menjadi bagian penting dari keberhasilan Parma promosi ke Serie A.
Bonny memiliki postur fisik yang kuat dan kemampuan menahan bola, menjadikannya fitur ideal untuk skema dua penyerang yang diadopsi Inter. Ia bisa menjadi investasi jangka panjang dan pengganti potensial untuk lini depan Nerazzurri.
Fabregas Fokus pada Stabilitas dan Konsistensi
Cesc Fabregas mengisyaratkan bahwa langkah awalnya bersama Inter Milan bukan untuk melakukan revolusi, melainkan evolusi taktik dan sistem secara bertahap. Ia menyadari tantangan besar yang menantinya dalam mempertahankan performa klub di tengah transisi pasca Inzaghi.
Dengan tetap mengandalkan formasi 3-5-2, Fabregas menegaskan bahwa adaptasi bertahap lebih penting dibandingkan perubahan instan. Pendekatan ini juga membantu para pemain beradaptasi dengan gaya kepemimpinannya, yang dikenal cerdas dan penuh visi taktik.
Tantangan Inter Milan di Musim Mendatang
Musim depan, Inter Milan tidak hanya dituntut mempertahankan dominasi di Serie A, tetapi juga menebus kegagalan di Liga Champions. Kekalahan memalukan dari PSG masih membekas dalam ingatan fans, dan itu menjadi motivasi tambahan bagi klub untuk membangun skuad yang lebih solid dan kompetitif.
Dengan kombinasi pelatih muda penuh potensi, strategi transfer agresif, dan fondasi tim yang kuat, Inter Milan bertekad bangkit dan kembali menantang panggung Eropa.