Matheus Cunha Siap Kenakan Nomor 10 di Man United

Matheus Cunha Siap Kenakan Nomor 10 di Man United: Rashford ke Mana?
Angin perubahan kembali bertiup di Old Trafford. Manchester United, klub dengan sejarah megah namun beberapa musim terakhir penuh guncangan, dikabarkan semakin dekat mengamankan tanda tangan Matheus Cunha dari Wolverhampton Wanderers. Lebih dari sekadar transfer biasa, kehadiran Cunha membawa konsekuensi besar: nomor punggung 10 akan jadi miliknya. Dan pertanyaannya pun muncul: bagaimana nasib Marcus Rashford? IDCJOKER
Transfer Senyap, Tapi Berdampak Besar
Menurut laporan dari sejumlah media Inggris, Matheus Cunha telah mencapai kesepakatan verbal dengan Manchester United. Biaya transfernya? Fantastis. Sebesar £62,5 juta atau setara hampir 1,3 triliun rupiah. Dana tersebut menjadi sinyal bahwa manajemen MU serius membenahi lini serang yang musim lalu terlihat tumpul.
Cunha sendiri tak sekadar datang untuk memperkuat skuad, tetapi direncanakan menjadi sosok sentral di lini depan. Ia akan dikontrak jangka panjang, hingga tahun 2030, menandakan kepercayaan besar klub terhadap pemain berusia 25 tahun itu.
Nomor 10 yang Sarat Makna
Nomor punggung 10 bukan sekadar angka di punggung jersey. Di dunia sepak bola, ia adalah simbol. Penghubung antara harapan dan tanggung jawab. Dulu, nomor ini dikenakan oleh legenda seperti Rooney di MU, Messi di Barca, hingga Maradona di Argentina. Kini, giliran Matheus Cunha yang dipercaya memikulnya.
Namun, keputusan ini menimbulkan tanda tanya besar. Karena sejauh ini, Marcus Rashford—produk akademi MU yang selama ini diyakini sebagai ikon masa depan klub—adalah pemilik sah nomor tersebut. Apakah ini pertanda akhir dari era Rashford di Theatre of Dreams?
Rashford: Di Ambang Perpisahan?
Rashford baru saja menjalani masa peminjaman di Aston Villa, dan performanya tak cukup meyakinkan untuk mengamankan tempat inti di MU. Desas-desus pun bermunculan: Barcelona dilaporkan memantau situasinya, sementara beberapa klub Liga Italia dan Prancis ikut mengintip peluang.
Situasi ini seakan mengonfirmasi bahwa Rashford mungkin tak lagi masuk dalam rencana jangka panjang pelatih Erik ten Hag. Dan jika Cunha benar mengenakan nomor 10, maka kemungkinan besar Rashford akan dilepas dalam bursa transfer musim panas ini.
Angka Bicara: MU Butuh Mesin Gol Baru
Realitas di lapangan tak bisa dibantah. Musim lalu, Manchester United hanya mencetak 44 gol dalam 38 laga Premier League—angka terendah dalam sejarah modern klub. Krisis produktivitas gol ini membuat mereka terseok-seok di papan tengah.
Sementara itu, Cunha tampil cemerlang di Wolves dengan 15 gol dan 6 assist dalam 33 pertandingan, membuktikan dirinya sebagai striker tajam dan pekerja keras. MU membutuhkan pemain yang bukan hanya mampu mencetak gol, tapi juga menciptakan ruang, memecah pertahanan, dan menyatu dengan permainan.
Siapa Lagi yang Akan Pergi?
Kedatangan Cunha bukan satu-satunya perubahan yang disiapkan MU. Menurut laporan, klub juga berencana melakukan cuci gudang di lini depan. Nama-nama seperti Jadon Sancho, Antony, hingga Rasmus Højlund disebut dalam daftar jual. Jika benar, ini akan menjadi restrukturisasi besar-besaran sektor penyerangan di tubuh Setan Merah.
Tentu saja, setiap perombakan menyisakan risiko. Tetapi dalam sepak bola, stagnasi lebih berbahaya daripada perubahan.
Masa Depan MU: Membangun atau Mengulang Kesalahan?
Pertanyaan terbesar yang kini menghantui publik Old Trafford bukan lagi siapa yang datang dan pergi, tapi apakah proyek besar ini akan berhasil. Fans MU sudah terlalu sering disuguhi “rencana lima tahun” yang berujung kegagalan.
Matheus Cunha datang membawa harapan, tapi harapan tak cukup tanpa struktur yang kuat. Nomor 10 di punggungnya akan menjadi simbol: apakah MU benar-benar belajar dari masa lalu, atau hanya mengganti wajah untuk menutupi luka yang sama?
Kesimpulan
Manchester United sekali lagi mencoba membangun ulang dinasti yang dulu ditakuti. Dengan Matheus Cunha siap mengenakan nomor punggung 10, babak baru akan dimulai. Tapi seperti kata pepatah lama dalam dunia sepak bola: “Tidak semua perubahan berarti perbaikan.”
Sementara sorotan tertuju pada pemain baru, Marcus Rashford dan para penyerang lainnya justru berada di persimpangan jalan. Apakah mereka akan ikut dalam narasi baru ini, atau menjadi halaman usang dalam buku sejarah Old Trafford?
Yang pasti, musim depan akan menjadi panggung penentu: apakah ini kisah kebangkitan, atau sekadar babak lain dalam drama panjang Manchester United.