Rooney karena Kehabisan Ide, Barca Kalah dari Inter

Soccer Football - Copa del Rey - Semi Final - Second Leg - Atletico Madrid v FC Barcelona - Metropolitano, Madrid, Spain - April 2, 2025 FC Barcelona's Robert Lewandowski, FC Barcelona's Eric Garcia, FC Barcelona's Ronald Araujo and FC Barcelona's Pedri celebrate after the match REUTERS/Susana Vera
Rooney karena Kehabisan Ide, Barca Kalah dari Inter
Giuseppe Meazza menjadi saksi bisu atas drama panjang yang tak hanya mempertaruhkan tiket final, tetapi juga harga diri dua klub besar Eropa. Barcelona, sang raksasa dari Catalonia, harus menyerah di hadapan Inter Milan dengan skor tipis 4-3 dalam leg kedua semifinal Liga Champions 2024/2025, Rabu (7/5/2025) dini hari WIB IDCWIN88.
Laga ini bukan sekadar pertandingan. Ini adalah panggung pertarungan taktik, adu nyali, dan kekuatan mental. Dan pada malam penuh emosi itu, Inter Milan membuktikan satu hal: mereka belum habis.
Inter Langsung Tancap Gas, Barca Tertinggal di Babak Pertama
Sejak peluit awal dibunyikan, tekanan datang dari kubu tuan rumah. Inter Milan tak menunggu lama. Mereka tahu, Barcelona tak bisa dibiarkan nyaman.
Lautaro Martinez membuka keunggulan bagi Nerazzurri, sebelum Hakan Calhanoglu menggandakan skor. Dua gol bersarang ke gawang Marc-André ter Stegen dalam tempo 45 menit. Giuseppe Meazza bergemuruh, tetapi publik tahu, cerita belum selesai.
Barcelona, tim dengan sejarah panjang dan tradisi menyerang, tidak tinggal diam. Di babak kedua, Eric Garcia membuka asa. Dani Olmo menyusul, membuat skor imbang 2-2. Suasana berubah. Kepercayaan diri kembali tumbuh di tubuh Blaugrana.
Raphinha kemudian membalikkan keadaan. Barcelona unggul 3-2. Tapi sepak bola adalah soal detik, bukan hanya menit. Dan dalam detik-detik terakhir waktu normal, Francesco Acerbi menyamakan skor menjadi 3-3, memaksa laga ke babak tambahan.
Frattesi Jadi Pahlawan, Barcelona Gagal ke Final
Saat stamina menipis dan fokus mulai goyah, satu nama muncul sebagai pembeda: Davide Frattesi. Golnya di menit ke-99 menjadi penentu nasib. Inter menang 4-3 secara agregat, dan Barcelona harus pulang dengan kepala tertunduk.
Sorak-sorai membahana di seluruh penjuru stadion. Untuk Inter, ini bukan sekadar kemenangan. Ini adalah pernyataan bahwa mereka siap kembali mengangkat trofi tertinggi Eropa.
Rooney: “Barcelona Kehabisan Ide”
Sementara euforia membuncah di kubu Inter, komentar tajam datang dari Inggris. Wayne Rooney, mantan penyerang Manchester United dan Everton, menilai bahwa Barcelona terlihat kehabisan ide saat momen-momen krusial pertandingan.
“Barcelona seperti kehilangan arah begitu Inter menekan secara intens. Mereka terlalu bergantung pada permainan individual, bukan sistem,” ujar Rooney dalam wawancara pascalaga.
Rooney juga memberikan apresiasi kepada kiper Inter Milan, Yann Sommer, yang tampil gemilang dengan mencatatkan tujuh penyelamatan krusial. Menurutnya, Sommer adalah tembok tak terlihat yang menjaga asa Inter tetap hidup sepanjang laga.
Rooney karena Menanti Lawan di Final: PSG atau Arsenal?
Perjalanan belum selesai bagi Inter. Mereka masih harus menunggu lawan yang akan dihadapi di babak final. Kandidatnya pun tak main-main: Paris Saint-Germain atau Arsenal.
PSG memiliki keunggulan 1-0 dari leg pertama, dan leg kedua akan digelar di kandang mereka, Parc des Princes, Kamis (8/5) dini hari WIB. Dengan kualitas bintang seperti Kylian Mbappé dan Ousmane Dembélé, PSG dianggap lebih diunggulkan. Namun Arsenal dikenal sebagai tim yang mampu tampil mengejutkan, terutama dalam laga-laga besar.
Siapa pun lawannya nanti, Inter jelas tak akan gentar. Mereka telah membuktikan bahwa semangat dan disiplin bisa menjungkirbalikkan prediksi siapa pun.
Rooney karena Catatan untuk Barcelona: Waktunya Berkaca
Bagi Barcelona, kekalahan ini menyisakan banyak pekerjaan rumah. Pelatih, staf, dan para pemain perlu duduk bersama dan mengevaluasi sistem permainan yang ada. Terlalu mengandalkan kreativitas tanpa struktur jelas hanya akan menjadi bumerang.
Tak bisa disangkal, Barcelona masih memiliki talenta luar biasa. Namun, di sepak bola modern, keberhasilan bukan hanya tentang nama besar, tetapi juga tentang kesiapan dan kemampuan membaca situasi.
Kekalahan ini memang menyakitkan. Tapi terkadang, dari kekalahanlah lahir kesadaran untuk berubah. Dan Barcelona harus memilih: bangkit, atau kembali menjadi cerita masa lalu.