Penutupan Musim Bundesliga: RB Leipzig, Hadiah Hiburan atau Sekadar Penonton?

Penutupan Musim Bundesliga: RB Leipzig Hadiah Hiburan atau Sekadar Penonton?

Penutupan Musim Bundesliga: RB Leipzig, Hadiah Hiburan atau Sekadar Penonton?

Musim 2024/25 Bundesliga hampir mencapai akhir, dan bagi RB Leipzig, penutup musim ini penuh dengan nuansa emosional. Setelah hasil imbang 0-0 yang mengecewakan melawan Werder Bremen, pelatih sementara Zsolt Löw tidak bisa menyembunyikan rasa frustrasinya. Ia secara terbuka mengakui bahwa situasi tersebut sulit, dan memberikan waktu dua hingga tiga hari kepada para pemainnya untuk “berkabung”. Namun kini, menjelang laga terakhir musim ini melawan VfB Stuttgart, Löw mengharapkan fokus dan semangat baru dari pasukannya. lgoace

Pertandingan melawan Stuttgart bukan sekadar laga penutup tanpa arti. Leipzig masih memiliki peluang untuk lolos ke kompetisi Eropa, tepatnya UEFA Conference League. Meski bukan Liga Champions atau Liga Europa, Löw mengingatkan pentingnya melihat peluang ini secara positif. “Ini adalah kompetisi internasional dengan trofi yang diperebutkan,” tegas pelatih asal Hungaria itu. “Finalnya pun akan diadakan di Leipzig. Itu bisa menjadi motivasi tambahan bagi klub dan para pemain.”

Selain aspek prestise, ada juga pertimbangan finansial yang tak bisa diabaikan. Lolos ke kompetisi Eropa, meskipun levelnya lebih rendah, tetap memberikan pemasukan tambahan dan eksposur internasional. Dalam konteks ini, laga melawan Stuttgart menjadi penentu apakah RB Leipzig akan menyudahi musim ini dengan hadiah hiburan berupa tiket ke Eropa, atau sekadar menjadi penonton saat kompetisi antarklub Benua Biru berlangsung.

Bukan Musim Terbaik RB Leipzig

Meski begitu, Löw tetap realistis. Ia menyadari bahwa musim ini bukanlah musim terbaik RB Leipzig. Dengan nada reflektif, ia mengatakan bahwa sangat sedikit klub yang mampu mempertahankan level performa tertinggi selama satu dekade atau lebih. “RB telah mengalami perkembangan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, dan hampir selalu mencapai target,” ucapnya. 

Namun, menurut Löw, pencapaian seperti lolos ke Liga Champions telah menjadi “terlalu biasa”, sehingga musim ini memberikan sinyal bahwa tidak semua hal berjalan sempurna. “Saya pikir musim ini menunjukkan bahwa kami tidak melakukan semuanya dengan benar. Sekarang yang penting adalah menarik kesimpulan yang tepat,” tambahnya, sembari menekankan keyakinannya bahwa manajemen klub akan mengambil langkah yang benar untuk masa depan.

Namun sebelum Leipzig benar-benar bisa merancang ulang masa depannya, satu rintangan terakhir masih menunggu: Stuttgart, yang saat ini sedang mempersiapkan diri untuk final DFB-Pokal. Löw tidak meremehkan lawannya dan justru memperkirakan mereka akan tampil dengan intensitas tinggi. “Saya memperkirakan VfB Stuttgart akan tampil setajam silet,” katanya, mengingat potensi rotasi minimal dari tim pelatih Sebastian Hoeneß.

Menghadapi Sejumlah Tantantangan

Dari sisi skuad, RB Leipzig juga menghadapi sejumlah tantangan. Lukas Klostermann absen akibat skorsing, sementara Benjamin Henrichs dan Amadou Haidara masih menepi karena cedera. Xaver Schlager sudah mulai berlatih kembali namun belum siap bermain penuh. Kabar baik datang dari Willi Orban yang telah pulih dari cedera ototnya, serta kembalinya David Raum dan Kevin Kampl setelah absen di Bremen karena skorsing.

Dengan segala ketidakpastian dan tekanan yang mengelilingi laga terakhir ini, Leipzig berada di persimpangan jalan. Kemenangan bisa memberikan akhir yang manis berupa tiket Eropa, namun kekalahan bisa membuat musim ini sepenuhnya dilupakan tanpa trofi, tanpa kompetisi internasional, dan hanya menyisakan evaluasi.

Kini tinggal bagaimana Leipzig akan menuliskan bab terakhir musim ini: apakah sebagai penghibur yang tetap pulang membawa sesuatu, atau sekadar penonton dari jauh saat pesta sepak bola Eropa digelar?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *