Kontroversi VAR Alavés vs Valencia: Penalti atau Bukan?

Kontroversi VAR Alavés vs Valencia: Penalti atau Bukan?

Kontroversi VAR Alavés vs Valencia: Penalti atau Bukan?

Pertandingan yang seharusnya jadi laga biasa ini tiba-tiba berubah panas gara-gara satu keputusan kontroversial dari VAR. Suara tribun mendadak bergemuruh, komentator terpaku, dan media sosial langsung meledak: “Itu penalti, kiper tidak sentuh bola!” Tapi… apa benar seperti itu? idcjoker

Kronologi Singkat: Ketika Laga Berubah Jadi Drama

Pada menit ke-74, striker Valencia, Hugo Duro, berhasil menerobos pertahanan Alavés dan langsung berhadapan dengan kiper Antonio Sivera. Dalam momen super cepat itu, Duro tampak dijatuhkan di dalam kotak penalti. Wasit awalnya tak meniup peluit—laga berjalan normal. Tapi hanya selang beberapa detik, VAR turun tangan.

Tayangan ulang memperlihatkan Sivera maju menyapu bola… tapi tidak menyentuhnya. Malah kaki Duro yang tertabrak. VAR memanggil wasit ke monitor, dan setelah menatap layar selama 30 detik yang terasa seperti selamanya, penalti diberikan untuk Valencia.

Boom. Ledakan emosi pun pecah.

Reaksi Panas dari Pemain dan Pelatih

Luis García, pelatih Alavés, tampak tak mampu menyembunyikan emosinya. Dari pinggir lapangan, ia berteriak keras dengan wajah memerah—bukan karena lelah, tapi karena amarah. Baginya, keputusan penalti itu benar-benar tidak masuk akal.

Dalam konferensi pers yang penuh ketegangan, García meluapkan kekecewaannya. “Sivera sama sekali tidak menyentuh pemain! Itu jelas-jelas diving!” tegasnya. Ia bahkan menyebut bahwa “jiwa dari permainan” telah dirusak oleh kehadiran VAR yang, menurutnya, justru merusak esensi keadilan di lapangan.

Sementara itu, pelatih Valencia, Rubén Baraja, memilih sikap lebih tenang dan diplomatis. “Kami percaya pada teknologi. Kalau VAR bilang itu penalti, ya itulah keputusan yang harus diterima,” ujarnya singkat, seolah ingin meredakan api kontroversi yang sudah telanjur membara. Namun di media sosial? Semua jadi hakim. Netizen bersuara lantang:

  • “VAR hanya menghancurkan emosi fans!”
  • “Kalau itu penalti, semua tekel bisa dihukum!”
  • “Kiper tidak menyentuh bola, tapi juga bukan pelanggaran kok.”

Analisis VAR: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Dalam hukum sepak bola, penalti bisa diberikan meskipun tidak ada kontak langsung dengan bola, asal ada tindakan yang menghalangi atau menjatuhkan lawan. VAR menilai Sivera terlalu agresif keluar kotak dan menabrak tubuh Hugo Duro—meski tidak menyentuh bola.

Tapi di sinilah letak perdebatan:

  • Apakah kontak tersebut cukup untuk menjatuhkan pemain?
  • Apakah Duro melebih-lebihkan jatuhnya?

Sayangnya, VAR tidak bisa membaca niat. Ia hanya melihat aksi. Dan dalam aksi itu, Duro jatuh—dengan atau tanpa sentuhan kuat.

Dampaknya Terhadap Klasemen dan Moral Tim

Penalti itu akhirnya dikonversi menjadi gol penentu, membuat Valencia meraih tiga poin penting dalam perebutan posisi tengah klasemen. Sementara Alavés harus puas pulang tanpa angka, dan lebih buruk lagi—dengan rasa tidak adil yang membakar hati.

Untuk klub sekelas Alavés, keputusan seperti ini bisa berdampak besar secara psikologis. Bukan hanya soal poin, tapi juga soal kepercayaan terhadap sistem dan rasa percaya diri pemain.

Bagaimana Seharusnya VAR Digunakan?

Pertanyaannya kini bukan sekadar soal benar atau salah, tapi: bagaimana cara menggunakan VAR tanpa membunuh semangat permainan?

Pakar sepak bola Spanyol, Guillem Balagué, pernah menyatakan bahwa VAR seharusnya hanya digunakan untuk “clear and obvious errors.” Tapi masalahnya, dalam insiden seperti ini, “clear” sangatlah subjektif. Apa yang terlihat jelas dari satu sudut kamera, bisa jadi menipu dari sudut lainnya.

Ada yang menyarankan agar VAR punya batas waktu: jika dalam 30 detik tak yakin, keputusan di lapangan tetap berlaku. Ada juga yang menyarankan transparansi penuh, seperti di rugby—wasit bicara lewat mikrofon saat melihat ulang insiden. Yang pasti, sistem saat ini masih jauh dari sempurna.

Saat Teknologi Tidak Bisa Menenangkan Emosi

VAR seharusnya jadi solusi. Tapi justru seringkali jadi sumber polemik. Drama Alavés vs Valencia membuktikan satu hal penting: teknologi bisa bantu melihat, tapi tidak bisa meredakan rasa sakit dan marah di lapangan.

Apakah ini akan jadi momen yang mengubah cara kita melihat VAR? Atau justru menambah daftar panjang frustrasi terhadap keputusan digital? Kita tunggu saja drama berikutnya di La Liga…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *