Jelang Kontra Bahrain, Momen Naas

Jelang Kontra Bahrain, Momen Naas

Jelang Kontra Timnas Indonesia akan kembali menghadapi tantangan besar pada pertandingan duel melawan Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno LGOGOAL LINK ANTI RUNGKAD. Siapa sangka pertandingan ini membuat luka lama Indonesia kalah telak diangkat kembali, Bagaimana hal itu bisa terjadi? 

Indonesia Pernah Kalah Telak

8 Tahun silam, tepatnya pada tanggal 29 Februari 2012, Indonesia bertanding melawan Bahrain dalam laga persahabatan. Naas, Indonesia mengalami kekalahan yang sangat pahit dengan skor 10 tanpa balas. 

Kekalahan yang luar biasa ini menjadi salah satu momen yang begitu memprihatinkan bagi Timnas Indonesia.

Karena tak hanya skor yang mengherankan, tetapi juga gaya permainan yang jauh dari harapan. Kekalahan terbesar ini jadi mengundang banyak pertanyaan, apakah kualitas permainan Timnas Indonesia seburuk itu?

Apa alasan kala itu timnas bahkan tidak mampu mencetak gol satu pun? Spekulasi berkembang terkait apakah Bahrain memang memiliki permainan yang apik atau pada dasarnya timnas yang tidak mampu.

Mencatut dari beberapa sumber, berikut ini adalah beberapa penyebab kenapa Indonesia bisa bertekuk lutut di harapan Bahrain saat itu. 

Konflik Internal

Sebelum bertanding melawan Bahrain Persepakbolaan Indonesia dilanda dualisme kompetensi. Yakni ISL dan IPL. Kala itu pimpinan PSSI Djohar Arifin Husein hanya mengakui IPL sebagai kompetensi resmi yang menyebabkan perubahan besar pada tubuh Timnas Indonesia.

Alhasil, banyak pemain langganan Timnas seperti Firman Utina, Christian Gonzales, hingga Boaz Solossa yang berkompetisi di ISL tidak bisa memperkuat permainan Timnas Indonesia.

Hal ini menjadi faktor terbesar kekalahan memalukan Timnas Indonesia, karena apabila dualisme ini tidak terjadi Timnas Indonesia pastinya bisa bermain dengan skuad yang jauh lebih optimal sehingga tidak menjadikan Indonesia menjadi hancur lebur dengan skor 10-0.

Jelang Kontra Persiapan minim vs Ganasnya Serangan Bahrain

Kurangnya persiapan dalam duel tersebut juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kekalahan terbesar ini. Timnas Indonesia tampaknya belum siap berlawanan dengan Bahrain yang memiliki pemain-pemain yang bermain di liga-liga top Asia dan Eropa.

Terlebih saat itu tim Timur Tengah sekelas Bahrain dilatih oleh mantan pemain Tottenham yakni Hotspur Peter.

Tentu secara head to head ini pasti berat bagi Indonesia, karena dari jam terbang saja sudah kalah jauh. Namun bukan berarti bisa menjadi alasan untuk mewajarkan kebobolan 10 kali.

Jelang Kontra Pemain yang seadanya

Saking seadanya skuad ini, hampir seluruh pemain yang diturunkan dalam daftar sebelas pemain pertama ini adalah pemain debutan. Hanya Ferdinan Sinaga, Irfan Bahdim, dan Syamsidar saja yang tidak termasuk pemain debutan.

Timnas yang seharusnya bisa bermain dengan nama-nama seperti Firman Utina, hingga Bosa Solossa terpaksa bermain dengan skuad yang minim pengalaman sebab ketidakjelasan kompetisi.

Petaka Kartu Merah

Pada awal laga pertandingan Timnas Indonesia sudah diberi cobaan yaitu kiper Timnas sudah mendapatkan kartu merah di menit ketiga dikarenakan melanggar pemain Bahrain.

Dari momen inilah dimulainya petaka kekalahan pahit 10-0. Bahrain berhasil mengonversi penalti dari pelanggaran Syamsidar lalu kesembilan gol berikutnya terus menyusul secara beruntun.

Kekalahan ini ternyata menjadi rekor kekalahan terbesar Timnas Indonesia. Setelah sebelumnya rekor anak asuh Aang Witarsa 9-0 di Kopenhagen, Denmark pada tahun 1974. 

Skor yang mengherankan ini akhirnya menjadi sensasi di dunia persepakbolaan Internasional, Timnas Indonesia menjadi sorotan dan perbincangan di seluruh dunia dengan kekalahan telak yang tak bisa melawan walau hanya satu gol saja. Kepahitan yang tak wajar ini menjadikannya terus hangat untuk diperbincangkan hingga saat ini.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *