Wasit David Coote Yang Dipermalukan Dijatuhi Hukuman

Wasit David Skandal besar kembali mengguncang dunia sepak bola, kali ini melibatkan mantan wasit Liga Primer, David Coote. Pria berusia 42 tahun itu dijatuhi hukuman larangan memimpin pertandingan selama satu tahun oleh UEFA. Keputusan ini diambil setelah munculnya serangkaian insiden yang merusak reputasi dirinya sebagai seorang wasit profesional MPOID LINK GACOR DAN AMAN.
Pemecatan oleh PGMOL dan Skandal Video
David Coote sebelumnya telah kehilangan pekerjaannya di Liga Primer setelah PGMOL (Professional Game Match Officials Limited) memutuskan untuk memecatnya pada Desember lalu. Keputusan ini diambil menyusul beredarnya video di media sosial yang memperlihatkan Coote mengecam Liverpool dan manajer mereka, Jurgen Klopp. Hal ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak dan menimbulkan pertanyaan tentang integritasnya sebagai seorang wasit.
Tak hanya itu, sebuah video lain yang memperlihatkan Coote diduga menghirup bubuk putih juga tersebar di internet. Insiden ini diduga terjadi selama ajang Euro 2024, di mana ia bertugas sebagai wasit. Video tersebut semakin memperburuk citranya dan menarik perhatian UEFA, yang segera mengambil tindakan dengan menunjuk penyelidik etik untuk mendalami kasus ini.
Keputusan UEFA dan Sanksi yang Dijatuhkan
Setelah melakukan penyelidikan, UEFA akhirnya menjatuhkan sanksi berat kepada Coote. Dalam pernyataan resminya, badan pengatur sepak bola Eropa tersebut menyatakan bahwa Coote melanggar beberapa aturan etika, termasuk prinsip umum perilaku yang layak, serta membawa olahraga sepak bola ke dalam citra buruk. Berikut adalah poin-poin dari keputusan UEFA:
- Melanggar aturan dasar perilaku yang layak (Pasal 11(1) DR)
- Membawa olahraga sepak bola dan UEFA ke dalam citra buruk (Pasal 11(2)(b) DR)
- Larangan menjalankan aktivitas wasit UEFA apa pun hingga 30 Juni 2026 (Pasal 11(2)(d) DR)
Wasit David Pernyataan David Coote: Permintaan Maaf dan Fokus pada Kesehatan Mental
Setelah hukuman dijatuhkan, Coote akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi. Dalam pernyataannya, ia meminta maaf atas tindakannya dan mengakui bahwa dirinya telah melakukan kesalahan besar yang merusak citra dirinya sebagai seorang profesional. “Ini merupakan salah satu masa tersulit dalam hidup saya. Saya bertanggung jawab penuh atas tindakan saya, yang jauh di bawah standar yang diharapkan dari saya,” ujar Coote dalam pernyataannya.
Ia juga menegaskan bahwa fokus utamanya saat ini adalah memprioritaskan kesehatan mental dan kesejahteraannya. “Saya benar-benar minta maaf atas segala pelanggaran yang disebabkan oleh tindakan saya dan atas sorotan negatif yang ditimbulkannya pada permainan yang saya cintai. Saya harap orang-orang dapat memahami bahwa ini adalah momen pribadi yang diambil selama masa sulit dalam hidup saya. Itu tidak mencerminkan siapa saya saat ini,” tambahnya.
Selain itu, Coote juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pihak-pihak yang telah mendukungnya selama masa sulit ini. Ia menyebutkan keluarga, teman, mantan kolega, serta banyak orang dari dunia sepak bola yang memberikan dukungan moral kepadanya.
Wasit David Penyelidikan FA dan Dugaan Taruhan dalam Pertandingan Leeds vs West Brom
Selain skandal video, Coote juga tengah menghadapi penyelidikan dari FA (Football Association) terkait dugaan pelanggaran dalam sebuah pertandingan Championship antara Leeds United dan West Bromwich Albion pada Oktober 2019. FA meluncurkan penyelidikan setelah muncul laporan bahwa Coote diduga membahas pemesanan pemain Leeds, Ezgjan Alioski, dengan seorang penggemar secara daring sebelum memimpin pertandingan.
Meskipun demikian, Coote membantah telah melakukan kesalahan dalam kejadian tersebut. Kasus ini semakin memperburuk reputasinya sebagai wasit profesional. Banyak pihak menduga bahwa keterlibatan David Coote dalam insiden ini semakin mempercepat keputusannya untuk tidak mengajukan banding atas pemecatannya oleh PGMOL.