Kekesalan Erik Ten Hag Terhadap Cristiano Ronaldo Akhirnya

Kekesalan Erik Ten Hag Terhadap Cristiano Ronaldo Akhirnya

Kekesalan Erik Cristiano Ronaldo dan Manchester United adalah dua nama besar dalam dunia sepak bola, tetapi hubungan mereka di periode kedua tidak berjalan sesuai harapan. Setelah kembali ke Old Trafford pada 2021, Ronaldo mencetak 24 gol di musim pertamanya. Namun, segalanya berubah ketika Erik ten Hag mengambil alih kursi manajer pada musim berikutnya LIGALGO LNK GACOR DAN AMAN.

Ronaldo mengalami penurunan peran di bawah asuhan Ten Hag. Ia hanya diberi empat kesempatan sebagai starter di Liga Primer sebelum akhirnya memutuskan hengkang setelah wawancara kontroversial dengan Piers Morgan. Kepergian Ronaldo ke Al-Nassr menjadi salah satu momen paling mengejutkan dalam sejarah klub.

Masalah Tekanan Tinggi di Era Ten Hag

Mantan pelatih Manchester United, Benni McCarthy, mengungkapkan bahwa ketidaksesuaian gaya bermain menjadi alasan utama mengapa Ronaldo jarang dimainkan oleh Ten Hag. Dalam wawancara dengan Ladbrokes, McCarthy menjelaskan bahwa Ten Hag menginginkan timnya untuk menekan lawan sejak awal pertandingan.

“Erik ingin menerapkan tekanan tinggi dalam permainan, tetapi Ronaldo sudah mengubah gaya bermainnya. Di Real Madrid, dia mampu melakukan pressing dan tetap mencetak gol, tetapi dengan usianya sekarang, itu menjadi lebih sulit,” kata McCarthy. Menurut McCarthy, Ten Hag melihat bahwa memainkan Ronaldo tidak sesuai dengan sistem yang ia inginkan. Oleh karena itu, ia lebih memilih Anthony Martial sebagai penyerang utama meskipun striker Prancis itu kerap mengalami cedera dan inkonsistensi performa.

Hubungan yang Tidak Berjalan Mulus

Meskipun Ronaldo adalah pemain bermental juara dengan lima Ballon d’Or, hubungan antara dirinya dan Ten Hag tampaknya tidak harmonis. Keputusan pelatih asal Belanda itu untuk lebih sering mencadangkan Ronaldo menjadi salah satu pemicu ketegangan. Hal ini berpuncak pada wawancara eksplosif dengan Piers Morgan yang menyebabkan kontraknya diputus oleh Manchester United.

McCarthy, yang bekerja langsung dengan Ronaldo, tetap menghargai profesionalisme dan mentalitas juara sang bintang Portugal. “Ia memiliki kualitas luar biasa sebagai pemain dan menjadi inspirasi bagi rekan-rekannya di ruang ganti. Sayangnya, karena tuntutan taktik dan usianya yang semakin bertambah, dia harus pergi,” tambahnya.

Kekesalan Erik Ronaldo Bangkit di Al-Nassr

Setelah meninggalkan United, Ronaldo bergabung dengan Al-Nassr di Liga Arab Saudi. Banyak yang meragukan kepindahan ini, tetapi Ronaldo berhasil membuktikan bahwa ia masih memiliki ketajaman di depan gawang. Sejak bergabung, ia telah mencetak 83 gol dalam 93 pertandingan di semua kompetisi.

Meskipun kontraknya akan berakhir pada musim panas ini, laporan menyebutkan bahwa Ronaldo kemungkinan besar akan menandatangani perpanjangan kontrak yang menguntungkan dengan Al-Nassr. Performa impresifnya di Arab Saudi menjadi bukti bahwa meskipun tidak cocok dengan gaya bermain Ten Hag, Ronaldo masih memiliki kemampuan luar biasa sebagai pencetak gol ulung.

Kekesalan Erik Ronaldo Bersinar, Man United Masih Berjuang

Kepergian Ronaldo dari Manchester United bukan hanya soal performa di lapangan, tetapi juga perbedaan filosofi sepak bola antara dirinya dan Erik ten Hag. Ketidakmampuan Ronaldo untuk menyesuaikan diri dengan gaya bermain yang diinginkan sang pelatih membuatnya tersingkir dari rencana tim.

Namun, hal itu tidak menghentikan kariernya. Di usia 40 tahun, Cristiano Ronaldo masih menunjukkan performa gemilang di Arab Saudi dan membuktikan bahwa ia tetap menjadi salah satu pemain terbaik dunia. Sementara itu, Manchester United masih mencari kestabilan di bawah kepemimpinan Ten Hag, yang kini berada di bawah tekanan untuk membawa tim kembali ke jalur kemenangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *