Perserang Kena Sanksi Dari PSSI, Ternyata Ini Bukan

Perserang Kena Sanksi Dari PSSI, Ternyata Ini Bukan

Perserang Kena Perserang lagi-lagi mendapatkan sanksi dari PSSI setelah sang manajer bertingkah laku buruk kepada perangkat pertandingan. Ini bukan kali pertama bagi Perserang mendapatkan sanksi dari PSSI. Berikut masalah-masalah yang dibuat Perserang hingga di sanksi PSSI LGOACE LINK GACOR DAN AMAN.

 

Mengancam Wasit

Perserang hampir saja terdegradasi dari Liga 3 atau dikenal sebagai PNM Liga Nusantara. Namun akhirnya berhasil bertahan setelah melewati babak play-off dengan mengumpulkan tujuh poin.

Saat pertandingan itu, manajer Perserang terlibat sedikit cekcok hingga disebut bahwa dirinya mengancam dan memaksa wasit yang memimpin pertandingan play-off melawan PCB Persipasi pada 10 Februari lalu.

Dengan kejadian tersebut, jadilah Perserang kembali diberikan sanksi oleh PSSI, H. Babay Karnawi sang manajer sebelumnya terpantau mengancam dan memaksa wasit yang bertugas saat itu. Dan dirinya tidak mematuhi keputusan yang diberikan oleh Komdis PSSI.

Sehingga H. Babay Karnawi selaku manajer Perserang diberikan sanksi berupa larangan ikut serta dalam setiap aktivitas sepakbola selama satu tahun penuh. Dan denda uang tunai sebesar 50 juta rupiah.

Perserang Kena  Pengaturan skor

Pada Oktober 2021, PSSI juga sempat menghukum 5 pemain Perserang. Hal ini dilakukan setelah menindaklanjuti laporan H. Babay Karnawi pada PSSI tentang pengaturan skor.

Dari enam pemain Perserang yang ditindaklanjuti, lima pemain dinyatakan bersalah. Lima orang tersebut adalah Aray Suhendri, Ade Ivan Hafilah, Ivan Julyandhy, Fandy Edy, dan Eka Dwi Susanto. Mereka berlima pun mengakui perbuatannya di saat sidang Komisi Disiplin PSSI.

Kelima pemain mengakui bahwa mereka dihubungi seseorang untuk melakukan pengaturan pertandingan tersebut. Namun tentang siapa yang menyuruh mereka, mereka sendiri pun mengaku tidak mengetahuinya.

Mereka sempat diminta untuk membuat Perserang tertinggal dengan skor 0-2 di babak pertama pada pertandingan yang sudah ditentukan. Dengan bayaran sebesar 150 juta, orang itu menghubungi seorang pemain dari Perserang, yaitu Eka Dwi Susanto yang akhirnya memberikan informasi ini pada keempat pemain lainnya.

Kelima pemain diberikan sanksi hukum yang berbeda-berbeda. Dan tentu mereka juga dipecat dari Perserang. Padahal saat itu Perserang tengah bermain untuk Liga 2.

Perserang Kena  Tunggak gaji para pemain

Di September 2020 lalu muncul berita para pemain Perserang menagih gaji mereka yang belum dibayarkan oleh klub selama tiga bulan lamanya terhitung dari bulan Maret, April, dan Mei. Mariono dan rekan satu tim nya dikabarkan belum menerima hak mereka selama tiga bulan.

Pihak klub menjanjikan gaji para pemain selama tiga bulan itu akan dibayarkan awal bulan September 2020. Namun hingga pertengahan bulan mereka belum kunjung menerima haknya.

Menurut Mariono, sejauh ini dirinya baru menerima 40% dari gajinya di bulan Maret, April, dan Mei. Karena tidak kunjung mendapatkan kejelasan, para pemain bersama-sama melaporkan hal tersebut ke Badan Penyelesaian Sengketa Nasional PSSI di bulan Juni 2020.

Setelah sidang di bulan Juli, Perserang diwajibkan membayar gaji pemain secara utuh untuk bulan Maret. Dan minimal 25% persen gaji untuk bulan April dan Mei selama 45 hari kedepan.

Jik tidak bisa memenuhi hal itu, Perserang akan dijatuhi sanksi berupa larangan mendaftarkan pemain baru selama tiga periode pendaftaran. Manajemen pun berjanji akan segera melunasinya sesuai surat keputusan PSSI nomor SKEP//48/III/2020 tertanggal 27 Maret 2020.

Perserang saat itu juga tengah mempersiapkan untuk lanjutan paruh musim Liga 2 2020 dengan mengikuti protokol Covid-19 yang begitu ketat. Jika gaji tak bisa dibayar, Perserang terancam tidak bisa ikut serta melanjuti Liga 2.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *