Premier League Musim, VAR Udah Buat Kesalahan 13

Premier League Musim, VAR Udah Buat Kesalahan 13

Premier League Musim, VAR Udah Buat Kesalahan 13

 

Teknologi yang diharapkan menjadi penyelamat, justru kembali menjadi sorotan. Hingga pekan ke-23 Premier League musim ini, Video Assistant Referee (VAR) sudah mencatatkan 13 kesalahan. Angka ini memang lebih rendah dibanding musim lalu pada periode yang sama, namun dampaknya tetap signifikan terhadap jalannya kompetisi IDCWIN88 Betting Games.

Laporan BBC yang dirilis Rabu (5/2) mencatat, dari 239 pertandingan yang telah dimainkan, terjadi 70 intervensi VAR. Dari jumlah tersebut, terdapat sembilan kesalahan karena VAR gagal melakukan intervensi dan empat kesalahan akibat intervensi yang tidak semestinya dilakukan. Meski tingkat akurasi VAR meningkat menjadi 96,4% dibanding musim lalu yang berada di angka 95,7%, pertanyaan mendasar tetap mengemuka: Apakah teknologi ini benar-benar membawa keadilan di lapangan?

Dampak Kesalahan VAR: Dari Pemecatan hingga Ancaman

Kesalahan VAR bukan sekadar angka dalam laporan statistik. Setiap keputusan keliru memiliki konsekuensi nyata, mulai dari perubahan hasil pertandingan hingga ancaman terhadap wasit.

Salah satu kasus paling mencolok adalah pemecatan Erik ten Hag dari kursi manajer Manchester United pada Oktober lalu. Kekalahan 1-2 dari West Ham United menjadi titik nadir, setelah penalti kontroversial yang diberikan lewat intervensi VAR menjadi faktor penentu hasil akhir. Keputusan itu kemudian dikategorikan sebagai kesalahan.

Bukan hanya pelatih yang jadi korban. Wasit Michael Oliver sempat menjadi sasaran perundungan setelah memberikan kartu merah kepada Myles Lewis-Skelly dalam laga Arsenal melawan Wolverhampton Wanderers. Banding yang diajukan Arsenal dikabulkan, keputusan dianulir, dan Lewis-Skelly malah mencetak gol kemenangan melawan Manchester City di laga berikutnya. Wasit punya VAR sebagai ‘asisten,’ tapi tetap saja jadi bulan-bulanan kritik.

4 Kesalahan VAR yang Berpengaruh Langsung ke Hasil Laga

Premier League memang tak membuka seluruh sembilan kasus kesalahan VAR, tetapi ada empat keputusan yang secara terbuka diakui berdampak langsung pada hasil pertandingan.

  1. Bournemouth vs Newcastle United (25 Agustus 2024) Gol kemenangan Bournemouth oleh Dango Outtara dianulir karena VAR menganggap ada handball, tanpa meminta wasit meninjau langsung ke monitor. Belakangan, Komite Wasit menyatakan bahwa intervensi VAR dalam kejadian ini seharusnya tidak dilakukan karena tidak ada bukti kuat.
  2. West Ham United vs Manchester United (27 Oktober 2024) Danny Ings terjatuh di kotak penalti setelah duel dengan Matthijs de Ligt. Awalnya, wasit tidak memberikan penalti, tetapi VAR mengubah keputusan. Jarrod Bowen sukses mengeksekusi penalti dan membawa West Ham menang 2-1. Analisis independen belakangan mengungkap, keputusan itu seharusnya tak perlu melibatkan VAR.
  3. Everton vs Brentford (23 November 2024) Christian Noorgard dikartu merah akibat pelanggaran terhadap Jordan Pickford setelah tinjauan VAR. Brentford mengajukan banding, dan putusan akhirnya dibatalkan. Sebuah kesalahan yang membuat Brentford kehilangan pemain kunci dalam beberapa pertandingan.
  4. Nottingham Forest vs Southampton (19 Januari 2025) Gol Nikola Milenkovic dianulir karena dianggap ada gangguan dari Chris Wood yang berada dalam posisi offside. Padahal, Wood sama sekali tidak menyentuh bola. Panel independen menyatakan gol itu seharusnya sah. Nottingham Forest tetap menang, tapi margin kemenangan mereka seharusnya lebih besar.

VAR: Inovasi atau Justru Membebani Sepak Bola?

Dibalik kecanggihan teknologi, tetap ada faktor manusia yang memegang kendali. VAR memang meningkatkan akurasi keputusan wasit, tetapi tetap belum mampu menjadi solusi mutlak.

Premier League terus berusaha menyempurnakan sistem ini, salah satunya dengan memperbanyak penggunaan monitor di lapangan agar wasit bisa membuat keputusan lebih mandiri. Namun, kontroversi yang terus terjadi membuktikan bahwa VAR bukanlah jawaban atas semua perdebatan di sepak bola.

Apakah VAR membawa sepak bola ke arah yang lebih baik? Ataukah hanya menambah daftar panjang drama di atas lapangan hijau? Perdebatan ini belum akan berakhir dalam waktu dekat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *