Apriyani Masih Dibayang Cedera, Gagal Main di Olimpiade?
Apriyani Masih Dibayang Cedera, Gagal Main di Olimpiade?
Apriyani Masih Dibayang Cedera, Gagal Main di Olimpiade? – Kondisi pemulihan Apriyani Rahayu dari cedera yang dialaminya menjadi perhatian utama jelang pelaksanaan Olimpiade 2024 di Paris.
Keikutsertaan pebulutangkis ganda putri andalan Indonesia ini pada kejuaraan akbar tersebut masih menjadi tanda tanya besar.
Eng Hian, yang merupakan pelatih kepala untuk sektor ganda putri Timnas Bulutangkis Indonesia, menjelaskan bahwa sampai saat ini kondisi Apriyani belum sepenuhnya pulih 100 persen.
Pihak Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pun disebut terus memantau perkembangan dan peluang Apriyani untuk bisa tampil di Olimpiade Paris.
“Setelah evaluasi pasca Uber Cup (kejuaraan beregu putri), kondisi Apriyani dan Fadia (Rizki, pasangannya) belum pulih sepenuhnya. Jadi kami masih terus mengamati dan mengobservasi seberapa jauh tingkat kemampuan Apriyani untuk bisa berlaga di Olimpiade nanti,” ungkap Eng Hian. LGOLUX
Dengan belum pulihnya kondisi 100 persen, tentu membuat peluang Apriyani untuk bisa bermain di Olimpiade 2024 menjadi tanda tanya besar.
Sebagai salah satu pebulutangkis andalan Indonesia di sektor ganda putri, ketidakhadiran Apriyani tentu akan menjadi pukulan berat bagi kekuatan skuat Indonesia.
Pihak pelatih dan ofisial PBSI akan terus memantau perkembangan kondisi Apriyani dalam waktu-waktu mendatang.
Mereka berharap proses pemulihan bisa berjalan maksimal sehingga Apriyani dapat kembali bugar dan bisa diturunkan pada Olimpiade 2024 di Paris nanti.
Apri, yang meraih medali emas di Olimpiade Tokyo, mengalami cedera pada betis kanannya sejak Asian Games 2023. Saat itu, dia dan pasangannya, Siti Fadia Silva Ramadhanti, terpaksa mundur di babak 16 besar.
Meskipun telah menjalani berbagai perawatan, kondisi Apriyani yang berusia 26 tahun itu masih belum pulih sepenuhnya hingga saat ini.
Eng Hian, juru bicara PBSI, mengungkapkan bahwa keputusan mengenai partisipasi Apri/Fadia di Olimpiade 2024 akan diambil sebelum tanggal 24 Mei. Hal ini karena tanggal tersebut merupakan batas waktu untuk perubahan nama pemain.
“Namun, kita akan menunggu hingga tanggal 24 Mei untuk membuat keputusan terkait hal tersebut. Karena itu adalah batas waktu terakhir untuk memasukkan atau mengubah nama pemain,” ungkap Eng Hian.
Eng Hian juga menambahkan bahwa jika Apri/Fadia tidak dapat berpartisipasi, maka kesempatan untuk tampil bisa diberikan kepada pasangan ganda putri pelapis di bawah Apri/Fadia.
Berdasarkan peringkat dalam Race to Paris, pasangan Febriana Dwipuji Kusuma dan Amalia Cahaya Putri saat ini berada di peringkat ke-18, sementara Apri/Fadia berada di peringkat ke-7 dalam kualifikasi.
“Febriana/Amalia masuk dalam kategori yang lolos secara langsung berdasarkan peringkat mereka,” jelas pelatih yang akrab disapa Koh Didi. LGOLUX
Bulu tangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang menjadi kebanggaan Indonesia, terutama dalam pencapaian pebulu tangkis wanita di tingkat Olimpiade yang telah menorehkan sejarah yang gemilang.
Kesuksesan dimulai dengan Susi Susanti yang menjadi legenda dengan memenangkan medali emas Olimpiade pertama bagi Indonesia di nomor tunggal putri pada Olimpiade Barcelona 1992.
Dominasi Indonesia dalam nomor tunggal putri juga ditandai dengan medali emas yang diraih oleh Mia Audina pada Olimpiade 1996 dan Mimsy Bamsusanti pada Olimpiade 2000.
Era 2000-an menyaksikan kebangkitan ganda putri Indonesia. Pasangan Greysia Polii/Vita Marissa meraih medali perak di Olimpiade Beijing 2008, diikuti oleh medali perunggu yang diraih oleh Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad dalam nomor ganda campuran.
Puncaknya, Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, mengakhiri penantian panjang selama 21 tahun bagi Indonesia dalam meraih medali emas di Olimpiade.